Suara.com - Persoalan politik identitas masih menjadi isu yang memanaskan perpolitikan di Indonesia. Hal ini bahkan sampai membuat Presiden Joko Widodo mewanti-wanti agar Pemilian Umum (Pemilu) mendatang perlu dijauhkan dari politik identitas.
Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menyebutkan bahwa memang ada pelabelan dalam media sosial.
Politik Indonesia menurutnya sedang mengalami problem selain politik uang, yakni post-truth politik.
"Kalau apa merek-merekan itu di media sosial ya itu lah memang problem kita hari ini, problem-nya yaitu selain politik uang memang post-truth politik ini," ujar Jansen dalam perbincangannya di Adu Perspektif.
Baca Juga: Gas Kencang! NasDem Bakal Ketemu Andika Perkasa Awal Tahun, Sinyal Jadi Cawapres Anies?
Menurutnya, media sosial menjadi sangat berpengaruh dalam politik Indonesia hari ini. Pasalnya sebagai pemilih langsung, masyarakat bisa memberikan kritik dan hinaan langsung pula pada para pemangku kebijakan.
"Pengguna media sosial ini kan terbanyak di dunia, kita pelakunya juga, yang harus diingat rakyat ini memilih langsung, makanya kalau kritik dan mencaci maki langsung juga," tambahnya.
Lebih lanjut, Jansen menyebutkan adanya kemunduran demokrasi yang juga diperparah dengan adanya politik identitas.
"Demokrasi memang ada kemunduran, jangan lagi kemudian media sosial termasuk para politisi jangan bermain soal identitas ini soal agama ini capek," kata Jansen.
Bahkan Jansen menyebutkan bahwa dia juga kena imbas politik identitas, ia sempat dibuat gerah dengan tudingan pro khilafah.
Baca Juga: Dicap Bapak Politik Identitas, Pemilih Anies Ternyata Banyak dari Kalangan Non Muslim
"Sampai kita ini yang sudah Kristen tiga generasi, ditunjuk khilafah," ungkap Jensen.
"Istri mertuaku pendeta, dituduh khilafah aku memang agak anti ini main politik identitas, makanya tak kupakai kalung salib itu."